Pada awal perkembangan sains, orang-orang seperti Copernicus, Kepler,
Galileo & Newton berpendapat bahwa alangkah lebih baik (untuk
menjelaskan), lebih mudah (secara matematika) & lebih elegan (secara
filosofis) bahwa Matahari berada di pusat, sementara Bumi &
planet-planet berputar mengelilingi Matahari. Semua punya penjelasan
yang memuaskan, secara teori untuk mengatakan hal itu.
Sampai sekarang, pelajaran SMU fisika pun memberikan penjelasan yang
jelas & memuaskan, bahwa memang demikian ada-nya. Massa matahari
yang jauh lebih besar daripada planet-planet membuat planet-planet harus
tunduk pada ikatan gravitasi Matahari, sehingga planet-planet tersebut
bergerak mengitari Matahari sebagai pusat. Demikian dari hukum Gravitasi
Newton.
Perumusan matematika-nya secara gamblang dan jelas dijelaskan oleh
perumusan Kepler, hanya karena Matahari yang menjadi pusat sistem.
Kalau memang begitu ada-nya dan tidak percaya, bagaimana
membuktikannya? Gampang, terbang saja jauh-jauh dari sistem tata surya
ke arah kutub, dan lihatlah bagaimana Bumi beserta planet-planet
bergerak mengitari Matahari. Tentu saja ini adalah pernyataan yang
bersikap humor. Tapi ini memang menjadi pertanyaan penting, bagaimana
membuktikannya?
Bapak-bapak yang telah disebutkan tadi, tentu saja mempunyai pendapat
yang berlaku sebagai hipotesa, dan harus bisa dibuktikan melalui
pembuktian yang teramati/eksperimentasi. Apabila eksperimen
berkesesuaian dengan hipotesa, maka hipotesa diterima dan itu menjadi
teori. Bukankah demikian?
Baik, sekarang bagaimana membuktikannya? Satu-satu-nya cara
membuktikan fenomena langit adalah melalui ilmu astronomi, yaitu ketika
pengamatan dilakukan pada benda-benda langit lalu memberikan penjelasan
ilmiah tentang apa yang sebenar-nya terjadi disana.
Tentu tidaklah mudah memberikan bukti yang langsung bisa menjelaskan
secara cespleng bahwa Bumi berputar mengitari Matahari, bukankah lebih
mudah mengatakan kebalikannya? Tapi seperti yang telah disampaikan, itu
akan menjadi tidak baik, tidak mudah dan tidak elegan untuk menyatakan
demikian. Ternyata dari pengamatan astronomi menunjukkan bahwa memang
Bumi yang mengitari Matahari. Tidak percaya?
Bukti pertama, adalah yang ditemukan oleh James Bradley (1725). Pak Bradley menemukan adanya aberasi bintang.
Apa itu aberasi bintang? Bayangkan kita sedang berdiri
ditengah-tengah hujan, dan air hujan jatuh tepat vertikal/tegak lurus
kepala kita. Kalau kita menggunakan payung, maka muka & belakang
kepala kita tidak akan terciprat air bukan? Kemudian kita mulai berjalan
ke depan, perlahan-lahan & semakin cepat berjalan, maka seolah-olah
air hujan yang tadi jatuh tadi, malah membelok dan menciprati muka
kita. Untuk menghindari-nya maka kita cenderung mencondongkan payung ke
muka. Sebetulnya air hujan itu tetap jatuh tegak lurus, tetapi karena
kita bergerak relatif ke depan, maka efek yang terjadi adalah
seolah-olah membelok dan menciprat ke muka kita.
Demikian juga dengan fenomena aberasi bintang, sebetulnya posisi
bintang selalu tetap pada suatu titik di langit, tetapi dari pengamatan
astronomi, ditemukan bahwa posisi bintang mengalami pergeseran dari
titik awalnya, pergeseran-nya tidak terlalu besar, tetapi cukup untuk
menunjukkan bawha memang sebenar-nya lah bumi yang bergerak.
Mari kita tinjau Gb.1.
Aberasi terjadi jika pengamat adalah orang yang berdiri ditengah
hujan, dan arah cahaya bintang adalah arah jatuhnya air hujan. Kemudian
pengamat bergerak tegak ke muka, tegak lurus arah jatuhnya hujan. S
menyatakan posisi bintang, E posisi pengamat di Bumi. Arah sebenarnya
bintang relatif terhadap pengamat adalah ES, jaraknya tergantung pada
laju cahaya. Kemudian Bumi BERGERAK pada arah EE’
dengan arah garis merepresentasikan lajunya. Ternyata pengamatan
menunjukkan bahwa bintang berada pada garis ES’ alih-alih ES, dengan SS’
paralel & sama dengan EE’. Maka posisi tampak binang bergeser dari
posisi sebenarnya dengan sudut yang dibentuk antara SES’.Jika memang
Bumi tidak bergerak, maka untuk setiap waktu, sudut SES’ adalah 0,
tetapi ternyata sudut SES’ tidak nol. Ini adalah bukti yang pertama yang
menyatakan bahwa memang Bumi bergerak.
Bukti kedua adalah paralaks bintang. Bukti ini diukur pertama kali
oleh Bessel (1838). Paralaks bisa terjadi jika posisi suatu bintang yang
jauh, seolah-olah tampak ‘bergerak’ terhadap suatu bintang yang lebih
dekat. (Gb.2). Fenomena ini hanya bisa terjadi, karena adanya perubahan
posisi dari Bintang akibat pergerakan Bumi terhadap Matahari. Perubahan
posisi ini membentuk sudut p, jika kita ambil posisi ujung-ujung saat
Bumi mengitari Matahari. Sudut paralaks dinyatakan dengan (p), merupakan
setengah pergeseran paralaktik bilamana bintang diamati dari dua posisi
paling ekstrim.
Bagaimana kita bisa menjelaskan fenomena ini? Ini hanya bisa
dijelaskan jika Bumi mengitari Matahari, dan bukan kebalikannya.Bukti
ketiga adalah adanya efek Doppler.
Sebagaimana yang telah diperkenalkan oleh Newton, bahwa ternyata
cahaya bisa dipecah menjadi komponen mejikuhibiniu, maka pengetahuan
tentang cahaya bintang menjadi sumber informasi yang sahih tentang
bagaimana sidik jari bintang (baca tulisan saya tentang ‘fingerprint of the star’)
. Ternyata pengamatan-pengamatan astronomi menunjukkan bahwa banyak
perilaku bintang menunjukkan banyak obyek-obyek langit mempunyai sidik
jari yang tidak berada pada tempat-nya. Bagaimana mungkin? Penjelasannya
diberikan oleh Bpk. Doppler (1842), bahwa jika suatu sumber informasi
‘bergerak’ (informasi ini bisa suara, atau sumber optis), maka terjadi
‘perubahan’ informasi. Kenapa bergeraknya harus tanda petik? Ini bisa
terjadi karena pergerakannya dalah pergerakan relatif, apakah karena
pengamatnya yang bergerak? Atau sumber-nya yang bergerak?
Demikian pada sumber cahaya, jika sumber cahaya mendekat maka
gelombang cahaya yang teramati menjadi lebih biru, kebalikannya akan
menjadi lebih merah. Ketika Bumi bergerak mendekati bintang, maka
bintang menjadi lebih biru, dan ketika menjauhi menjadi lebih merah.
Disuatu ketika, pengamatan bintang menunjukkan adanya pergeseran
merah, tetapi di saat yang lain, bintang tersebut mengalami pergeseran
Biru. Jadi bagaimana menjelaskannya? Ini menjadi bukti yang tidak bisa
dibantah, bahwa ternyata Bumi bergerak (bolak-balik – karena mengitari
Matahari), mempunyai kecepatan, relatif terhadap bintang dan tidak diam
saja.
Dengan demikian ada tiga bukti yang mendukung bahwa memang Bumi
bergerak mengitari matahari, dari aberasi (perubahan kecil pada posisi
bintang karena laju Bumi), paralaks (perubahan posisi bintang karena
perubahan posisi Bumi) dan efek Doppler (perubahan warna bintang karena
laju Bumi).
Tentu saja bukti-bukti ini adalah bukti-bukti ILMIAH, dimana semua
pemaknaan, pemahaman dan perumusannya mempergunakan semua kaidah-kaidah
ilmiah, masuk akal dan ber-bobot kebenaran ilmiah. Apakah memang
demikian adanya? Seperti yang ungkapkan, sampai detik ini belum ada
teknologi yang bisa membuat kita bisa terbang jauh-jauh ke luar angkasa,
sedemikian jauhnya sehingga bisa melihat memang begitulah yang
sebenarnya. Tetapi, pembuktian metode ilmiah selama ini cukup sahih
untuk menjawab banyak ketidak-pahaman manusia tentang posisi-nya di
alam. Dan bukti-bukti yang telah disebutkan tersebut cukup untuk menjadi
landasan untuk menjawab bahwa memang Bumi mengitari Matahari; dari
pengetahuan Bumi mengitari Matahari, banyak hal-hal yang telah diungkap
tentang alam semesta ini, sekaligus menjadi landasan untuk mencari jawab
atas banyak hal yang belum bisa dijawab pada saat ini.
http://simplyvie.wordpress.com/profile/ benarkah bumi mengelilingi matahari
0 komentar:
Posting Komentar