Senin, 05 November 2012

Etimologis Filsafat


Pengertian Etimologis Filsafat
Philein = mencintai; sophos = kearifan/kebijaksanaan.
Filsafat; usaha untuk mencintai kearifan

1.       PENGERTIAN FILSAFAT ILMU
·         Robert Ackerman “philosophy of science in one aspect as a critique of current scientific opinions by comparison to proven past views, but such aphilosophy of science is clearly not a discipline autonomous of actual scientific paractice”. (Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap pendapat-pendapat lampau telah dibuktikan atau dalam kerangka kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.
·         Lewis White Beck “Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine the value and significance of scientific enterprise as a whole. (Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan)
·         A.Cornelius Benjamin “That philosopic disipline which is the systematic study of the nature of science, especially of its methods, its concepts and presuppositions, and its place in the general scheme of intellectual discipines. (Cabang pengetahuan filsafati yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.)
·         Michael V. Berry “The study of the inner logic if scientific theories, and the relations between experiment and theory, i.e. of scientific methods”. (Penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.)
·         May Brodbeck “Philosophy of science is the ethically and philosophically neutral analysis, description, and clarifications of science.” (Analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan – landasan ilmu
·         Peter Caws “Philosophy of science is a part of philosophy, which attempts to do for science what philosophy in general does for the whole of human experience. Philosophy does two sorts of thing: on the other hand, it constructs theories about man and the universe, and offers them as grounds for belief and action; on the other, it examines critically everything that may be offered as a ground for belief or action, including its own theories, with a view to the elimination of inconsistency and error. (Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan ketakajegan dan Kesalahan
·         Stephen R. Toulmin “As a discipline, the philosophy of science attempts, first, to elucidate the elements involved in the process of scientific inquiry observational procedures, patens of argument, methods of representation and calculation, metaphysical presuppositions, and so on and then to veluate the grounds of their validity from the points of view of formal logic, practical methodology and metaphysics”. (Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbinacangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika).

ARTI FILSAFAT

2.       FOKUS KAJIAN FIL.ILMU
*      Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan ? (Landasan ontologis)
*      Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendakan pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan epistemologis)
*      Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional ? (Landasan aksiologis). (Jujun S. Suriasumantri, 1982)
3.       FUNGSI FILSAFAT ILMU
a.       Menurut Agraha Suhandi (1989) :
*      Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
*      Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya.
*      Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
*      Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan
*      Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan sebagainya. Disarikan dari
b.      Menurut Ismaun :
untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah.

c.       Confirmatory dan Explanation Functions
*      Confirmatory function yaitu berupaya mendekripsikan relasi normatif antara hipotesis dengan evidensi
*      Explanation function yakni berupaya menjelaskan berbagai fenomena kecil ataupun besar secara sederhana.

4.       SUBSTANSI FILSAFAT ILMU
1). Fakta atau kenyataan
Menurut :
*      Positivistik berpandangan bahwa sesuatu yang nyata bila ada korespondensi antara yang sensual satu dengan sensual lainnya.
*      Fenomenologik memiliki dua arah perkembangan mengenai pengertian kenyataan ini. Pertama, menjurus ke arah teori korespondensi yaitu adanya korespondensi antara ide dengan fenomena. Kedua, menjurus ke arah koherensi moralitas, kesesuaian antara fenomena dengan sistem nilai.
*      Rasionalistik menganggap suatu sebagai nyata, bila ada koherensi antara empirik dengan skema rasional, dan
*      Realisme-metafisik berpendapat bahwa sesuatu yang nyata bila ada koherensi antara empiri dengan obyektif.
*      Pragmatisme memiliki pandangan bahwa yang ada itu yang berfungsi
2). Kebenaran (truth)
*      3 teori kebenaran yaitu koherensi, korespondensi dan pragmatik (Jujun S. Suriasumantri, 1982)
*      Michel William mengenalkan 5 teori kebenaran dalam ilmu, yaitu : kebenaran koherensi, kebenaran korespondensi, kebenaran performatif, kebenaran pragmatik dan kebenaran proposisi.
*      Noeng Muhadjir menambahkannya satu teori lagi yaitu kebenaran paradigmatik
2).a. Kebenaran koherensi
Kebenaran koherensi yaitu adanya kesesuaian atau keharmonisan antara sesuatu yang lain dengan sesuatu yang memiliki hirarki yang lebih tinggi dari sesuatu unsur tersebut, baik berupa skema, sistem, atau pun nilai.
2).b. Kebenaran korespondensi
Berfikir benar korespondensial adalah berfikir tentang terbuktinya sesuatu itu relevan dengan sesuatu lain. Koresponsdensi relevan dibuktikan adanya kejadian sejalan atau berlawanan arah antara fakta dengan fakta yang diharapkan, antara fakta dengan belief yang diyakini, yang sifatnya spesifik
2).c. Kebenaran performatif
Ketika pemikiran manusia menyatukan segalanya dalam tampilan aktual dan menyatukan apapun yang ada dibaliknya, baik yang praktis yang teoritik, maupun yang filosofik, orang mengetengahkan kebenaran tampilan aktual. Sesuatu benar bila memang dapat diaktualkan dalam tindakan.
2).d. Kebenaran pragmatic
Yang benar adalah yang konkret, yang individual dan yang spesifik dan memiliki kegunaan praktis.
3). Konfirmasi
Fungsi ilmu adalah menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang akan datang, atau memberikan pemaknaan. Pemaknaan tersebut dapat ditampilkan sebagai konfirmasi absolut atau probalistik. Menampilkan konfirmasi absolut biasanya menggunakan asumsi, postulat, atau axioma yang sudah dipastikan benar. Tetapi tidak salah bila mengeksplisitkan asumsi dan postulatnya. Sedangkan untuk membuat penjelasan, prediksi atau pemaknaan untuk mengejar kepastian probabilistik dapat ditempuh secara induktif, deduktif, ataupun reflektif.
4). Logika inferensi
Penarikan kesimpulan baru dianggap sahih kalau penarikan kesimpulan tersebut dilakukan menurut cara tertentu, yakni berdasarkan logika. Secara garis besarnya, logika terbagi ke dalam 2 bagian, yaitu logika induksi dan logika deduksi. (Jujun Suriasumantri)
Definisi Filsafat berdasar Watak & Fungsi (Titus, dkk)
1. Informal: Sikap dan kepercayaan yg diterima scr tdk kritis.
2. Formal: Sikap kritis atas kepercayaan yg dijunjung tinggi.
3.   Spekulatif: Hasil berbagai sains dan teknologi yg ditinjau dari pengalaman kemanusiaan.
4.   Logosentris: analisis kata dan konsep.
5.   Aktual: problem yg berkembang di masyarakat dan dicarikan jawabannya oleh para ahli filsafat.
Ciri-ciri Berpikir Filsafat
*      Radikal; sampai ke akar persoalan
*      Kritis; tanggap thd persoalan yg berkembang
*      Rasional; sejauh dpt dijangkau akal mns
*      Reflektif; mencerminkan pengalaman pribadi.
*      Konseptual; hasil konstruksi pemikiran
*      Koheren; runtut, berurutan.
*      Konsisten; berpikir lurus/tdk berlawanan.
*      Sistematis; saling berkaitan.
*      Metodis; ada cara utk memperoleh kebenaran.
*      Komprehensif; menyeluruh
*      Bebas & bertanggungjawab
Manfaat Filsafat Bagi Mhs
*      Membiasakan diri utk bersikap kritis.
*      Membiasakan diri utk bersikap logis-rasional      Opini & argumentasi.
*      Mengembangkan semangat toleransi dlm perbedaan pandangan (pluralitas).
*      Mengajarkan cara berpikir yg cermat dan tdk kenal lelah.
Manfaat Ideologi Bagi Mhs
*      Orientasi bernegara lebih jelas
*      Aspirasi politik
*      Memahami bentuk negara ideal
*      Memahami kepemimpinan ideal
Manfaat Filsafat bagi Agama
  1. Mengajarkan cara berpikir kritis, shg tdk terjebak ke dlm sifat taqlid.
  2. Akal terdiri atas 3 bag: ma’rifatullah, tha’atullah, shobru an-ma’siyatullah.
  3. Dinamika khdpn terus berkembang, shg diperlukan penggunaan akal yg proporsional.
  4. Membuka wawasan berpikir menuju ke arah verstehen (penghayatan).
  5. Akal mrpkn salah satu sarana utk memahami kekuasaan Allah (‘Ulil albaab). Ali-Imron: 190-191.









0 komentar:

Posting Komentar